Tuesday, 23 June 2015

Apa Saja Tingkatan Puasa Menurut Imam al-Ghazali

Ulama tasawuf membagi puasa ke dalam tiga tingkatan. Pertama, puasa umum (awam), yakni menahan diri dari makan dan minum, dan seks untuk periode tertentu, yakni sejak terbit fajar sampai tenggelam matahari. Pada puasa tingkat ini, penekanan puasa pada pengendalian hal-hal yang berkenaan dengan perut dan syahwat (nafsu biologis). Inilah puasa orang awam.

Kedua, puasa khusus. Dalam kitab Ihyâ Ulûm ad-Dîn, Imam al-Ghazali menyatakan bahwa puasa khusus ialah mengekang pendengaran, penglihatan, lidah, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya dari perbuatan dosa. Karena itu, puasa khusus adalah puasa mata, telinga, lisan, tangan,kaki, dan seluruh anggota badan, dari penglihatan, pendengaran, prekataan, gerakan yang tidak diridhai Allah. Dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa seorang yang berpuasa sesungguhnya telah berbuka apabila ia berkata dusta, ber-ghibah (menggunjing), mengadu domba, bersumpah palsu, dan memandang dengan syahwat.


Ketiga, puasa khususul khusus (puasa sangat khusus), yakni puasanya hati dan pikiran. Imam al-Ghazali menyatakan bahwa puasa khususul khusus adalah puasanya hati dari segala cita-cita yang hina dan segala pikiran duniawi yang bisa menghalangi dari ingat kepada Allah. Pada tingkatan ini, seluruh pikiran ditujukan untuk Allah semata. Dunia tidak dipikirkan, kecuali demi kepentingan syiar Islam. Pendek kata, puasa khususul khusus adalah puasa hati dari keinginan rendah, memikirkan duniawi dan tercegahnya dari selain Allah Swt secara universal.

No comments:

Post a Comment