Thursday, 18 June 2015

Mengapa Etnis Rohingnya Nekat Mengungsi

Pencabutan kartu identitas penduduk yang dikenal sebagai kartu putih bagi orang Rohingya oleh Pemerintah Myanmar mungkin menjadi salah satu faktor yang membuat mereka nekat mempertaruhkan nyawa mengarungi laut. Sekitar 300.000 lembar kartu putih, bukti terakhir yang menunjukkan mereka adalah warga Myanmar, sudah diminta kembali oleh pihak berwenang dan dinyatakan tidak berlaku sejak 31 Maret lalu.

"Mereka sudah dianggap bukan warga negara, sekarang dokumen tidak ada," kata Utusan Khusus Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk Myanmar, Tan Syed Hamid Albar. "Bila tidak ada dokumen dan tidak ada tempat bagi mereka, bergerak pun tidak boleh. Pergi dari satu tempat ke tempat lain pun tidak boleh. Ada undang-undang yang menyekat pergaulan, yang bahkan menyekat cinta. Maka dari itu, mereka akhirnya mencari jalan," tambah mantan Menteri Luar Negeri Malaysia itu.


Menyusul gelombang kerusuhan, termasuk pada tahun 2012, yang menewaskan setidaknya 200 orang, mereka ditempatkan di kamp-kamp pengungsi dan tidak diizinkan bekerja di luar lingkungan tempat tinggalnya. Pemerintah beralasan, lokalisasi dilakukan untuk melindungi warga Rohingya dari amukan massa. Tanpa kartu putih, mereka dikhawatirkan akan ditangkap dan dimasukkan ke penjara menjelang pemilihan umum Myanmar yang dijadwalkan akan digelar pada Oktober-November. Demikian penjelasan seorang pemuka masyarakat Rohingya.

Sumber: National Geographic Indonesia


Menurut laporan Human Rights Watch  terdapat usaha-usaha pemerintah Myanmar untuk membersihkan Myanmar dari etnis Rohingya. Pemerintah menghancurkan mesjid-mesjid, melakukan kekerasan massal untuk warga Rohingya dan menolak memberikan bantuan sosial. Pada tahun 2012 lalu ratusan orang Rohingya terbunuh dan desa-desa tempat mereka tinggal dibakar habis oleh sekelompok penganut Budha radikal.

Sumber: Selasar Online

No comments:

Post a Comment