Batu bacan dianggap ‘batu hidup’ karena kemampuannya berproses menjadi
lebih indah secara alami. Sebagai contoh mengapa batu ini sampai
mendapat nama sebagaui “batu hidup” adalah batu bacan yang semula
berwarna hitam secara bertahap mampu berubah menjadi hijau. Tidak cukup
berproses sampai di situ, berikutnya batu ini masih bisa berubah lagi
dalam proses ‘pembersihan’ sehingga menjadi hijau bening seperti air.
Untuk mempercepat proses tersebut biasanya pemilik batu bacan akan
terus-menerus memakainya hingga berubah warnanya.
Bacan mampu berubah warna menjadi jauh lebih indah lagi atau yang secara
istilah disebut sebagai super kristal. Kemampuan batu Bacan untuk
berubah warna menjadi lebih cerah dalam ilmu gemologi karena disebabkan
oleh kandungan Chrysocolla yang secara berangsur-angsur bergerak
memisahkan diri dan keluar dari unsur Chalcedony melalui serat-seratnya.
Pemisahan ini bahkan jauh lebih cepat apabila digunakan sebagai
perhiasan sebab proses tersebut bisa dipengaruhi oleh suhu tubuh manusia
yang cenderung hangat.
Tidak hanya mampu 'hidup' berubah
warna secara alami, batu bacan juga untuk beberapa jenis dapat menyerap
senyawa lain dari bahan yang melekatinya. Seperti sebutir batu bacan
hijau doko yang dilekatkan dengan tali pengikat berbahan emas mampu
menyerap bahan emas tersebut sehingga bagian dalam batunya muncul
bintik-bintik emas.
Kemampuan batu bacan yang berubah
warna secara alami dan mencerap bahan melekatinya itulah yang membuat
pecinta batu mulia di luar negeri dari China, Arab, dan Eropa tercengang
dan kagum terhadapnya. Selain itu, batu bacan juga memiliki tingkat
kekerasan batu 7,5 skala Mohs seperti batu jamrud dan melebihi batu
giok. Dengan keistimewaan dan keunggulan batu bacan itulah banyak
pecinta batu mulia dari luar negeri memburunya sejak tahun 1994.
Artikel terkait:
Apakah Batu Bacan Itu
No comments:
Post a Comment