Friday 27 March 2015

Mengapa Eksekusi Mati Duo Bali Nine Ditunda

Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Prof. Budiyatna mengatakan kasus penyadapan yang dilakukan Australia bisa menjadi momok mengerikan bagi  Presiden Joko Widodo. Pasalnya kabar ini datang saat ini hubungan Indonesia-Australia sedang memanas terkait kasus hukuman mati bagi Duo Bali Nine.“Apalagi saat ini hubungan Indonesia-Australia sedang memanas terkait kasus hukuman mati bagi Duo Bali Nine,” kata Budiyatana Sabtu (7/3/2015).

Bahkan menurut Budi kasus penyadapan ini dicurigai ingin menjatuhkan Presiden Jokowi Penyadapan Australia Tidak hanya soal kecurangan di Pilpres, penyadapan ini juga berkaitan dengan kasus KPK-Polri. "Ini jelas ada skenario untuk menjatuhkan Jokowi. Jelas sekali terlihat, jika sasaran Australia adalah Jokowi," ujar Budi.

Jika Australia sampai membongkar kecurangan Presiden Jokowi dari masa Pilpres, selesai sudah kepemimpinan Presiden Jokowi di Indonesia "Kalau dibongkar terima uang dari Surya Paloh Rp. 116 miliar, habis sudah. Makannya dia takut banget sama Surya Paloh," ujarnya.


Seperti diketahui, Australia dikabarkan menyadap percakapan telepon selular dan data publik serta pejabat Indonesia melalui jaringan telepon selular terbesar, Telkomsel. Hal itu terungkap dari bocoran dokumen rahasia milik bekas kontraktor NSA, Edward Joseph Snowden. Kabar ini datang saat memanasnya Hubungan Indonesia dengan Australia terkait dengan hukuman mati dua gembong narkoba .

Bocoran Snowden tentang ulah mata-mata Australia itu diterbitkan di Selandia Baru. Menurut dokumen rahasia Snowden, badan spionase elektronik Australia, yakni Australian Signals Directorate (ASD) telah bekerjasama dengan Biro Keamanan dan Komunikasi Selandia Baru (GCSB) untuk menyadap jaringan telekomunikasi di seluruh Indonesia dan Pasifik Selatan. Masih menurut dokumen Snowden, Selandia Baru dan Australia menyadap satelit komunikasi satelit dan kabel telekomunikasi bawah laut. Mereka berbagi data panggilan telepon, email, pesan media sosial dan metadata. Data-data sadapan itu lantas dibagi bersama jaringan Five Eyes atau jaringan spionase 'Lima Mata'.

Seorang perwira intelijen Selandia Baru yang bekerja di sebuah bursa di Canberra pada tahun 2009 ditempatkan pada 'bagian analisis jaringan infrastruktur' ASD, di mana ia diberi tugas khusus untuk menyediakan data telekomunikasi selular Telkomsel Indonesia. Termasuk menyelidiki catatan panggilan telepon dan data yang dikirim melalui ftp (file transfer protocol) yang digunakan untuk mendukung transmisi lalu lintas telepon internasional dan domestik jarak jauh.

Kemudian pada 2012, ASD mencuri hampir 1,8 juta kunci utama dienkripsi, yang digunakan untuk melindungi komunikasi pribadi, dari jaringan Telkomsel. ASD juga menyadap panggilan data curah dari Indosat, operator telekomunikasi satelit domestik di Indonesia, termasuk data pejabat Indonesia di berbagai departemen pemerintah. Kabarnya data yang dimiliki adalah hasil sadapan percakapan Jokowi dengan sejumlah pejabat lain. Dan ini akan dimuat oleh Wikileaks

Sumber: Fastnews & Inilah

No comments:

Post a Comment