Thursday, 28 May 2015

Bagaimana Cara Menangkap Tokek

Tokek dapat dijual dengan harga yang mahal. Mengkonsumsi tokek diyakini sebagian orang sebagai penyembuh penyakit asma, bahkan juga HIV/ AIDS dan kanker. Kulitnya juga bisa dijadikan bahan tas. Di masa ke depan seharusnya tokek dibudidayakan manusia untuk menjaga kelestariannya. Namun jika ingin menangkapnya hidup-hidup, inilah beberapa cara/ tekniknya:

1. Ambil sepotong tali senar gitar nomor 2 (tali kail), diikat sedemikian rupa untuk menangkapnya. Ikatkan yang keras di ujung sebuah tongkat lalu arahkan ke kepalanya. Begitu sudah masuk hingga di leher, cobalah tarik dengan pelan2 pasti terlepas dari genggamannya. Usahakan jangan disentuh dengan tangan. Pakailah sarung tangan karena binatang ini mudah mengalami stress bila disentuh tangan manusia. Bila sudah mengalami stress maka beratnya akan menurun. Paling gampang untuk penangkapan adalah di malam hari, karena bila lampu senter diarahkan ke matanya dia tidak akan lari. Bersamaan dengan itu arahkanlah tali senar ke lehernya.



2. Letakkan sesuatu yang agak lunak tetapi liat di mulutnya yang menganga, seperti sepotong ranting atau perca kain yang dilipat-lipat, yang tidak mudah putus. Tokek akan menggigitnya dengan sekuat tenaga, sehingga si penangkap aman untuk mengamati, memeriksa dan mengukur hewan itu. Tokek tak akan melepaskan barang itu selama ia masih dipegang orang; namun manakala tokek dibebaskan, ia akan segera melepaskan barang yang digigitnya dan berlari meninggalkannya.

3. Gunakan perangkap tikus yang sudah diberi makanan kesukaan tokek ( kalau bisa serangga yang masih hidup untuk menarik perhatian si tokek ).Taruhlah perangkap di dekat tokek berada. Atau gunakan tembakau yang sudah di tusukan ke lidi sebagai “umpan” si tokek. Jika tembakau ini dimakan, tokek akan pingsan sesaat. Namun dosis jangan terlalu banyak karena tokek bisa mati.

4. Gunakan bulu. Tokek sangat menyukai bulu-bulu kecil, karena dikira serangga. Oleh para pencari tokek, bulu itu digunakan sebagai alat memancing, agar binatang tersebut keluar dari sarangnya. Bulu dikira sebagai makanan. Biasanya bulu itu ditaruh di ujung lidi atau bambu, dan digerak-gerakkan di depan lubang tokek untuk menarik perhatiannya. Namun perlu juga diperhatikan, jangan sembarangan menangkap binatang itu menggunakan tangan kosong, karena jika menggigit sangat susah dilepaskan. Sehingga, dibutuhkan alat tambahan, seperti penjepit untuk menangkapnya.

5. Gunakan galah/ tongkat/ bambu yang diujungnya dipasang jaring atau semacamnya. Kemudian bawa semprotan dengan isi air garam. Setelah itu cari si TOKEK , jika sudah ketemu semprot matanya dengan air garam kemudian tangkap dengan galah.

6. Siapkan potongan bambu sebesar lengan orang dewasa sepanjang 1 meter. Bagian ujung  bambu tertutup, bagian depan  terbuka. Bambu ini diletakkan di sudut gedung ( bukan di lantai) atau di tempat dimana kemungkinan tokek akan melintas. Pemasangan bambu ini bukan permanen, tapi suatu waktu  bambu bisa diangkat/ diambil  dengan mudah. Untuk apa bambu itu? Bambu itu akan dihuni  tokek sebagai rumah untuk sembunyi. Tokek menyukai tempat aman untuk tidur dan  bertelur.

Sumber: Internet

No comments:

Post a Comment