Tokek dapat dijual dengan harga yang mahal. Mengkonsumsi tokek diyakini sebagian orang sebagai penyembuh penyakit asma, bahkan juga HIV/ AIDS dan kanker. Kulitnya juga bisa dijadikan bahan tas. Di masa ke depan seharusnya tokek dibudidayakan manusia untuk menjaga kelestariannya. Namun jika ingin menangkapnya hidup-hidup, inilah beberapa cara/ tekniknya:
1. Ambil sepotong tali senar gitar nomor 2 (tali kail), diikat
sedemikian rupa untuk menangkapnya. Ikatkan yang keras di ujung sebuah
tongkat lalu arahkan ke kepalanya. Begitu sudah masuk hingga di leher,
cobalah tarik dengan pelan2 pasti terlepas dari genggamannya. Usahakan
jangan disentuh dengan tangan. Pakailah sarung tangan karena binatang
ini mudah mengalami stress bila disentuh tangan manusia. Bila sudah
mengalami stress maka beratnya akan menurun. Paling gampang untuk
penangkapan adalah di malam hari, karena bila lampu senter diarahkan ke
matanya dia tidak akan lari. Bersamaan dengan itu arahkanlah tali
senar ke lehernya.
2. Letakkan sesuatu yang
agak lunak tetapi liat di mulutnya yang menganga, seperti sepotong
ranting atau perca kain yang dilipat-lipat, yang tidak mudah putus. Tokek
akan menggigitnya dengan sekuat tenaga, sehingga si penangkap aman
untuk mengamati, memeriksa dan mengukur hewan itu. Tokek tak akan
melepaskan barang itu selama ia masih dipegang orang; namun manakala
tokek dibebaskan, ia akan segera melepaskan barang yang digigitnya dan
berlari meninggalkannya.
3. Gunakan perangkap tikus yang sudah diberi makanan kesukaan tokek (
kalau bisa serangga yang masih hidup untuk menarik perhatian si tokek
).Taruhlah perangkap di dekat tokek berada. Atau gunakan tembakau yang sudah di tusukan ke lidi sebagai “umpan” si
tokek. Jika tembakau ini dimakan, tokek akan pingsan sesaat. Namun dosis
jangan terlalu banyak karena tokek bisa mati.
4. Gunakan bulu. Tokek sangat menyukai
bulu-bulu kecil, karena dikira serangga. Oleh para pencari tokek, bulu
itu digunakan sebagai alat memancing, agar binatang tersebut keluar dari
sarangnya. Bulu dikira sebagai makanan.
Biasanya bulu itu ditaruh di ujung lidi atau bambu, dan
digerak-gerakkan di depan lubang tokek untuk menarik perhatiannya. Namun perlu juga diperhatikan, jangan sembarangan menangkap binatang
itu menggunakan tangan kosong, karena jika menggigit sangat susah
dilepaskan. Sehingga, dibutuhkan alat tambahan, seperti penjepit untuk
menangkapnya.
5. Gunakan galah/ tongkat/ bambu yang diujungnya dipasang jaring atau
semacamnya. Kemudian bawa semprotan dengan isi air garam. Setelah itu cari si TOKEK , jika sudah ketemu
semprot matanya dengan air garam kemudian tangkap dengan galah.
6. Siapkan potongan bambu sebesar lengan
orang dewasa sepanjang 1 meter. Bagian ujung bambu tertutup, bagian
depan terbuka. Bambu ini diletakkan di sudut gedung ( bukan di lantai) atau di tempat dimana kemungkinan tokek
akan melintas. Pemasangan bambu ini bukan permanen, tapi suatu waktu
bambu bisa diangkat/ diambil dengan mudah. Untuk
apa bambu itu? Bambu itu akan dihuni tokek sebagai rumah untuk
sembunyi. Tokek menyukai tempat aman untuk tidur dan bertelur.
Sumber: Internet
No comments:
Post a Comment