Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Siti Zuhro mempertanyakan
kembali sembilan program Nawa Cita yang digaungkan Presiden Joko Widodo
saat masih bertarung di Pemilihan Presiden 2014. Menurut Siti konsep
tersebut tidak selaras dengan nama dan kinerja Kabinet Kerja.
"Kemana Nawa Cita? Bagus tidak ditanyakan revolusi mentalnya, diubah
saja kabinetnya jadi kabinet Nawa Cita. Karena Kabinet Kerja itu kaya
pekerja, ternyata tidak bermakna. Tapi kalau kabinet Nawa Cita mungkin
ada filosofinya, rujukannya itu jelas ke Trisakti," kata Siti Zuhro
dalam acara diskusi di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (5/7/2015).
Siti juga mempertanyakan wacana perombakan Kabinet Kerja terus menerus digemakan, terutama partai-partai pendukung Jokowi.
"Mau dibawa kemana sih oleh Jokowi-JK Kabinet Kerja ini. Dalam satu
tahun pertama, apa yang salah dari Kabinet Kerja? Dari namanya saja
kurang menggigit," kata dia.
Menurut Siti selama ini masyarakat Indonesia terlalu banyak berharap
kepada Jokowi, tapi ternyata capaian Jokowi tidak sesuai harapan.
"Sejak awal kita berharap banyak. Harapan yang terlalu banyak itu tidak disiapkan oleh Pak Jokowi," kata dia.
Untuk itu, Siti berharap Jokowi bisa merealisasikan janji-janji
kampanye, janji memasukkan konsep Nawa Cita ke dalam Kabinet Kerja.
"Satu Pak Jokowi harus kembali ke Nawa Cita, lupa bahwa ini tidak
transaksional. Lupa ini kabinet bengkak, jadi dikembalikan lagi,"
katanya.
Sumber: Suara dot Com
No comments:
Post a Comment