1. Saya ingin bertanya barangkali ada yg bisa menjelaskan apakah memang urgent membangun kereta api cepat yg menghubungkan Bandung-Jakarta?
2. Apakah dengan jalan tol cipularang, kereta api yang ada sekarang dan pesawat yg terbang Jkt-Bdg pp msh blm cukup dan blm memuaskan?
3. Pertanyaan tentang urgensi ini perlu dijelaskan karena biaya pembangunan kereta cepat itu biayanya 5,5 milyar dolar AS atau 78 trilyun.
4. Biaya itu bukan berasal dari pengalihan subsidi bbm melainkan setoran equity 25% konsorsium 4 BUMN senilai hampir 19 trilyun.
5. Sementara sisanya 75 persen berasal pinjaman dari China kepada 4 BUMN tsb yang harus dilunasi selama 60 tahun.
6. Kontraktor pembangunan kereta cepat itu adalah pihak China sendiri yg mungkin nanti akan bawa tenaga kerja dari China pula.
7. Kalau kontraktor itu lalai atau wanprestasi mengerjakan proyek keretacepat itu, apa yg akan terjadi dg pinjaman kpd konsorsium 4 BUMN itu?
8. Yang namanya utang ya tetap utang yang harus dicicil utang pokok plus bunganya jika telah jatuh tempo.
9. China tdk akan mau pusing dengan kelalaian kontraktornya sendiri, sengaja atau tidak sengaja, yg namanya utang ya harus bayar.
10. Kalau tak mampu bayar bukan mustahil China akan akuisisi saham ke 4 konsorsium BUMN tsb. Maka China mulai kuasai BUMN kita.
11. Itulah model "investasi" China ke negara kita sekarang ini. Layakkah mereka disebut sebagai investor?
12. Demikian pertanyaan saya.
*twitter @Yusrilihza_Mhd (Kamis 22/10/2015)
No comments:
Post a Comment