Friday, 9 October 2015

Ironi: Putra Douwes Dekker Ini Meninggal dengan Surat Keterangan Miskin

JAKARTA - Sebelum menghembuskan nafasnya, putra Dr Ernest Francois Eugene Douwes Dekker atau dikenal dengan Danudirdja Setiabuddhi, yaitu Kesworo Setiabuddhi (65), pada Senin (3/1/2011), pukul 08.00 di Jalan Cikuray no 4 Bogor, pernah dirawat di RSCM Jakarta Pusat karena kanker usus pada Juni 2010. Yang menyedihkan, Koesworo terpaksa mengajukan surat keterangan miskin karena keterbatasan biaya.

Kabar meninggalnya Kesworo diperoleh Tribunnews dari Dally Subagijo, anggota Forum Sumpah Bangsa Indonesia pada pukul 08.59 melalui pesan Facebook. Saat ini, pemakaman Kesworo Setiabuddhi sedang diurus.

Saat ditemui Tribunnews pada Kamis (8/6/2010), di lantai 8 ruang nomor 804 Gedung A, RSCM, Jakarta Pusat, diketahui ia sudah 8 hari dirawat di RSCM setelah sebel;umnya dirawat PMI Bogor. "Saya sudah menjual mobil bahkan rumah, sekarang saya tinggal di rumah mertua di Bogor. Sudah 3 bulan saya terbaring di Rumah Sakit. Yang bikin mahal pengobatannya radiasi terapi, sehari 15 juta," ungkapnya.

Meski ayahnya, Dr Ernest Francois Eugene Douwes Dekker atau dikenal dengan Danudirdja Setiabuddhi adalah satu dari tiga serangkai, dan memperoleh surat dan piagam daftar perintis kemerdekaan serta Bintang Mahaputra, sejak meninggalnya sang ayah, tidak pernah ada tunjangan ataupun bentuk penghargaan lain sebagai ganti perjuangan sang ayah memajukan dunia pendidikan di Indonesia.

Padahal, ayahnya adalah penggagas istilah Nusantara untuk menggantikan Hindia-Belanda. Selain itu juga dikenal sebagai seorang peletak dasar nasionalisme Indonesia di awal abad ke-20, serta penulis yang kritis terhadap kebijakan pemerintah penjajahan Hindia-Belanda. (*)

Sumber: Tribunnews (3-1-2011).

No comments:

Post a Comment