Sunday, 19 July 2015

Akankah Telekomunikasi Masa Depan Tanpa SIM Card

Apple dan Samsung Sepakat Tinggalkan Kartu SIM

Dua raksasa telekomunikasi, Apple dan Samsung, berkomitmen untuk menghilangkan ketergantungan pelanggan seluler terhadap kartu Modul Identitas Pelanggan (SIM). Mereka pun meminta kepada asosiasi penyelenggara GSM (GSMA) untuk mendukung rencana ini.

Penggunaan kartu SIM dalam komunikasi seluler tidak terlalu memberikan kemudahan dan kenyamanan, khususnya saat pelanggan ingin berganti jaringan yang digunakan saat roaming di luar negeri.

Pelanggan kerap harus memindahkan SIM card, lalu menggantinya dengan yang baru hanya untuk bisa melanjutkan berkomunikasi. Hal inilah yang memicu Samsung dan Apple untuk menciptakan standard SIM baru bernama e-SIM, yang bisa disematkan ke dalam perangkat dan bisa diprogram untuk bisa berganti-ganti operator manapun.

Pola ini sama dengan apa yang pernah diperkenalkan Apple pada Oktober 2014. Apple menghadirkan Apple SIM, yang telah digunakan di iPad Air 2 atau iPad Mini 3, yang mengandalkan wifi dan jaringan seluler. Apple SIM bisa dipasang dan secara otomatis memungkinkan pengguna berpindah jaringan. Sayangnya, layanan ini hanya bisa digunakan untuk pelanggan di Amerika dan Inggris melibatkan operator tertentu.

Dilansir melalui IB Times UK, Minggu, 19 Juli 2015, GSMA sendiri sejatinya telah mengembangkan SIM card yang bisa dikendalikan dari jarak jauh. GSAM telah memamerkan beberapa bukti konsep saat Mobile World Congress di Barcelona pada Maret lalu. Diharapkan standard baru dari kartu SIM ini akan tersedia di awal 2016.

"Kami telah mengumumkan konsep baru ini di bulan Maret. Kami telah melakukan pembicaraan dengan beberapa operator jaringan, vendor smartphone dan vendor SIM card, untuk menciptkan spesifikasi yang umum dan bisa digunakan secara global melalui koneksi over-the-air e perangkat pengguna," ujar sumber IB Times di GSMA.

Dia membocorkan, beberapa operator yang telah menunjukkan minatnya untuk standard SIM baru ini adalah Vodafone, EE, Telefónica (perusahaan induk O2), dan Hutchison Whampoa (perusahaan induk Three) di Inggris. Ada juga AT&T, Deutsche Telekom, Etisalat, KDDI, NTT DOCOMO, Orange, Ooredoo, TeliaSonera, Telstra dan Turkcell.

"Apa yang kita harapkan dari eSIM ini adalah kemudahan dan kenyamanan bagi konsumen kami. Bahkan memiliki satu standard SIM yang bisa digunakan di berbagai perangkat, membuka kesempatan bagi tumbuhnya industri Machine-to-machine dan teknologi Internet of Things, yang menghubungkan perangkat pintar. Konsep ini membuat Kota Pintar semakin mungkin diwujudkan," ujar Thorsten Muller, SVP Core Telco Product di Deutsche Telekom.

Meski semua satu suara, GSMA dan operator menyadari jika standard baru ini membutukan peningkatan kepercayaan dari pengguna. Oleh karena itu, sebelum menyebarnya ke pasaran, GSMA dan operator harus memastikan jika standard SIM card baru itu aman digunakan dan bisa melindungi privasi pengguna. (ren)

Sumber: Viva News Online

No comments:

Post a Comment