Testing perangkat lunak bertujuan untuk memastikan bahwa perangkat lunak yang dibuat dapat beroperasi/ berfungsi sebagaimana yang diinginkan oleh customer. Selain itu, testing juga dapat dipandang sebagai kegiatan untuk menemukan errors yang mungkin masih tersembunyi. Testing umumnya membutuhkan resource antara 30-40% dari total usaha yang dilakukan dalam proyek. Untuk software yang berkaitan erat dengan nyawa banyak manusia, biaya testing bisa mencapai 3-5 kali lipat software biasa.
Testing dimulai setelah software selesai dibuat oleh developer. Testing dimulai dari bagian terkecil menuju lingkup yang lebih luas. Tahapan umumnya adalah:
- unit testing terhadap modul/ source code
- integration testing terhadap relasi/komunikasi antar modul
- validation testing terhadap spesifikasi kebutuhan sistem
- system testing terhadap keterkaitan dengan sistem lain dan juga kinerja dari software
Jenis testing yang paling umum adalah black box dan white box testing. Black box testing digunakan untuk menguji kesesuaian fungsional software dengan spesifikasi kebutuhan. Selain itu juga kesesuaian output terhadap input yang diberikan. Sedangkan white box testing, umumnya digunakan terhadap modul/ source code/ flowchart.
Dalam topik testing, dikenal pula istilah alpha testing dan beta testing. Alpha testing dilakukan oleh customer dan didampingi oleh developer. Pelaksanaannya di kantornya developer. Software dalam kondisi terkendali. Sedangkan beta testing, dilakukan oleh customer sendirian dan bertempat di kediaman Costumer. Customer bisa memasukkan dan menjalankan apapun yang tersedia= tanpa ada kendali dari developer.
Sumber: Software Engineering karya R.Pressman
No comments:
Post a Comment